Tjipta Lesmana (Kiri) & Fauzi Bowo (kanan)
Pasangan Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli berpeluang menang menduduki kursi DKI 1. Pengamat politik Tjipta Lesmana menilai, jika pasangan ini terpilih, bukti demokrasi di Indonesia sedang sakit.
Calon incumbent itu disebutnya punya kelebihan dengan menggerakkan birokrasi untuk memenangkan pilkada. "Incumbent punya banyak kelebihan. Sudah jelas sekali Foke ini menggerakkan birokrasi untuk memenangkan pilkada. Termasuk baliho kemungkinan juga ada anggaran, itu satu," ujar Tjipta Lesmana pada diskusi publik dengan tema "Memilih Gubernur DKI Dengan Akal Sehat", di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Jumat (6/7).
Menurut dia, dana incumbent untuk memenangi pilkada sangat besar. Mungkin saja, ujarnya, ada serangan fajar jelang hari pemilihan.
Faktor lainnya, incumbent didukung penuh oleh partai penguasa. Presiden pun akan memberikan dukungan penuh terhadap pasangan tersebut.
"Yang saya sesalkan adalah terus terang saja, mantan gubernur Sutiyoso. Pada awalnya Sutiyoso itu sering mengkritik Foke, tapi tiba-tiba berbalik mendukung Foke," imbuhnya.
Sutiyoso juga bersedia dijadikan model iklan di mana-mana. "Ini penting dan sangat bermanfaat bagi Foke. Karena Sutioyo ikon kota Jakarta sebagai gubernur yang cukup bagus dan berhasil membangun kota Jakarta," katanya.
Dia menyimpulkan, jika Foke menang maka demokrasi ini tidak sehat alias sakit. "Kalau demokrasi sehat, Foke pasti gagal. Foke pasti tidak terpilih lagi," tandasnya.
[tts]
http://www.merdeka.com/jakarta/penga...asi-sakit.html
Peluang Foke Pertahankan DKI 1 Kecil
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodar
Republika/Aditya Pradana Putra
Sabtu, 24 Maret 2012, 12:58 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Survey Indobarometer menilai langkah Fauzi Bowo untuk memenangkan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 sangatlah berpeluang kecil.
Menurut Direktur Indobarometer, Foke, sapaan Fauzi Bowo, sedang berada pada lampu kuning. Hal itu lantaran Pemilukada DKI Jakarta kali ini memunculkan banyak kandidat untuk dipilih masyarakat.
Apalagi, lanjut dia, kandidat yang ada saat ini telah banyak memberikan informasi mengenai hal-hal apa saja yang tidak dapat diselesaikan oleh Foke. Selain itu, ungkap dia, Foke dapat dibilang melaju dengan hanya mengandalkan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya.
"Foke agak berat untuk bisa menang lagi," ujarnya saat ditemui usai acara Polemik 'Jakarta Punya Cerita', di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (24/3).
Pada survei yang dilakukan pihaknya beberapa waktu lalu, tercatat bahwa tingkat kepuasan masyarakat Jakarta terhadap kepemimpinan Foke hanya mencapai 50 persen. Dalam hasil tersebut, menurut dia, dikarenakan masih banyaknya permasalahan yang belum mendapat penyelesaian.
Kemacetan misalnya, Qodari mengungkapkan bahwa permasalahan tersebut menjadi permasalahan nomor satu yang banyak dikeluhkan, yakni mencapai 30 persen dari jumlah warga Jakarta. Selain itu, ada juga permasalahan banjir yang hampir mencapai 20 persen. "Disusul persoalan-persoalan ekonomi," kata dia.
Ketika pertanyaan dispesifikan dengan satu masalah, ketidakpuasan masyarakat terhadap permasalahan kemacetan mencapai 80 persen. Sementara untuk banjir mencapai 60 persen. Hal lain yang memberatkan Foke, kata dia, adalah dengan aturan yang mensyaratkan 50 persen lebih satu untuk dapat memenangkan Pemilukada.
Kendati demikian, bukan berarti peluang Foke untuk memenangkan Pemilukada tertutup. Menurut Qodari, jika petahana ini mampu menuntaskan permasalahan yang membuat tingkat kepuasan masyarakat selesai dalam waktu dekat, bukan tidak jadi Foke akan dapat kembali merebut suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar