Rabu, 12 September 2012

Kekurangan dan Kelebihan Gizi, Semuanya Ada di Indonesia

Gemuk Kurus

Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya memiliki problematika kesehatan yang unik, yaitu tingginya kasus kekurangan gizi namun di sisi lain juga banyak mengalami kasus kelebihan gizi.
Kedua masalah ini sama-sama dapat memicu gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan medis.
Masalah kekurangan gizi kebanyakan disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi.
Sedangkan masalah kelebihan gizi kebanyakan yang dihadapi berupa kelebihan berat badan dan obesitas. Kelebihan gizi atau overnutrisi berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, stroke dan kanker.

"Indonesia menghadapi beban gizi ganda atau double burden malnutrition, yaitu kurang gizi dan overnutrisi. Kurang nutrisi bisa menyebabkan penyakit seperti anemia, kekurangan vitamin dan gondok. Di sisi lain, kelebihan nutrisi dapat menyebabkan obesitas yang berisiko memicu diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah," kata dr Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK dalam talkshow bertema 'Beban Gizi Ganda di indonesia dan Pola Makan Seimbang' yang diselenggarakan di Kembang Goela Restaurant, Rabu (12/9/2012).

Berdasarkan data WHO tahun 2011, kematian akibat penyakit tidak menular di negara-negara berkembang menyumbang sekitar 60% dari seluruh penyebab kematian. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terakhir juga menyebutkan bahwa sebanyak 60% kasus kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit degeneratif yaitu stroke, darah tinggi dan diabetes.

Tak hanya mengalami beban ganda, Dr Elvina menjelaskan bahwa di Indonesia juga terjadi apa yang disebut dengan nutrition transition, yaitu pola hidup pedesaan yang mulai beralih seperti perkotaan. Penyakit-penyakit yang awalnya banyak ditemui di kota akhirnya merambah ke desa-desa akibat pola hidup tak sehat. Pada anak-anak, dampaknya bisa lebih berbahaya.

"Anak-anak yang kurang gizi sejak kecil berisiko mengidap penyakit degeneratif saat menginjak usia dewasa muda. Penyebabnya karena organ-organnya kurang berkembang dengan baik, misalnya pankreas yang lemah memicu munculnya diabetes. Kecenderungan ini disebut dengan fetal origin disease," terang dr Elvina.

Dibandingkan negara-negara dunia ketiga lainnya, posisi Indonesia dalam prevalensi fenomena double burden disease tak jauh mencolok. Indonesia menghadapi masalah yang sama dengan Thailand, Filipina, India dan Pakistan. Namun negara-negara seperti Vietnam, RRC, Srilanka, Nepal, Bangladesh dan Kamboja masih berkutat dengan masalah kekurangan nutrisi.

Lihat lebih lengkap di :
http://health.detik.com/read/2012/09/12/172950/2016364/763/penyakit-kekurangan-dan-kelebihan-gizi-semuanya-ada-di-indonesia?l992205755

Tidak ada komentar:

Posting Komentar