Seorang hakim garis meninggal dunia setelah dikeroyok oleh pemain-pemain muda, Senin (3/12). Hakim garis ini dipukuli setelah memimpin pertandingan mereka sehari sebelumnya.
Richard Nieuwenhuizen, seorang hakim garis berusia 41 tahun, ambruk dan dilarikan ke rumah sakit beberapa jam setelah pemain dari sebuah klub di kota Amsterdam, Niuew Stolen, memukuli dan menendanginya.

Tiga pemain yang terlibat dalam pemukulan masih berusia sekitar 15-16 tahun. Mereka telah ditangkap oleh pihak berwajib setelah terlibat dalam aksi penghilangan nyawa pada hari Minggu (2/12) di Almere.
“Anda tidak akan percaya ini bisa terjadi. Anak-anak berusia 15 atau 16 tahun itu bermain sepak bola, Anda datang untuk menonton dan melihat sesuatu seperti itu, “ kata Marcel Oost selaku pimpinan Buitenboys.
“Dia (Nieuwenhuizen) senang menjadi bagian dari klub ini dan bangga pada anaknya. Kejadian ini bukan hanya tragedi bagi Almere dan klub kami, tapi juga untuk sepak bola Belanda pada umumnya. Hal seperti ini tak pantas terjadi di lapangan sepak bola.”
Masih belum jelas alasan para pemain belia ini melakukan hal seperti ini, yang jelas tindakan seperti ini tidak dibenarkan. Polisi tidak menutup kemungkinan akan melakukan penangkapan lagi karena proses penyelidikan mereka terus berlangsung.
President FIFA, Sepp Blater, hari ini (4/12) menyatakan keterkejutannya mendengar kabar tersebut. “Saya ingin menyampaikan kesedihan saya saat mendengar kabar kematian asisten wasit Richard Nieuwenhuizen,” kata Blater.
“Saya sangat terkejut setelah mengetahui insiden tragis ini. Sepak bola adalah cerminan masyarakat. Menyedihkan, penyakit-penyakit (kekerasan) yang menimpa masyarakat turut menampakkan diri dalam sepak bola.”
“Meskipun demikian, saya tetap yakin bahwa sepak bola adalah kekuatanbagis suatu kebaikan, dan kita harus terus menggunakan contoh positif untuk orang-orang yang melawan kesalahan ini.”
Berikut video tragedi mengenaskan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar